Nyatanya Berbeda Antara Akhlak, Ilmu Akhlak, Moral, Etika, Dan Susila
Saturday, July 25, 2020
4 Comments
A. Pengertian Akhlak, Ilmu Akhlak, Moral, Etika, Dan Susila
1. Pengertian Akhlak
Kata
“Akhlak” berasal dari bahasa Arab, yang merupakan bentuk jamak dari “ Khuluq” yang menurut bahasa Berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku, tabia’t dan adat. Selain itu, juga berasal
dari kata Khaqun” yang berarti
kejadian, buatan, dan ciptaan. Jadi secara etimologi Akhlak itu berarti
perangai, adat, tabi’at, atau sistim perilaku yang di buat. Secara terminologi
berarti tingkah laku seseorang yang di dorong oleh suatu keinginan secara sadar
untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.
Kata
Akhlak diartikan sebagai suatu tingah laku, tetap harus di lakukan secara
berulang-ulang tidak cukup hanya sekali dalam melakukan perbuatan baik atau
hanya sewaktu-waktu saja. Seseorang dapat dikatakan berakhlak, jika timbul
dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa
banyak pertimbangan pemikiran apalagi
pertimbangan yang sering di ulang-ulang sehingga terkesan sebagai keterpaksaan
untuk berbuat.1
2. Pengertian Ilmu Akhlak
Ilmu
Akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang
terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan
bathin. Ini berarti bahwa ilmu akhlak memiliki kaitan erat dengan kajian-kajian
psikologi membantu meluruskan prilaku manusia hingga menjadi pribadi yang baik
dan mampu mengontrol keinginannya dalam berbuat segala sesuatu. Ilmu akhlak
berbicara tentang sifat-sifat, seperti kedermawanan atau kekikiran, keberanian
atau kepengecutan, yang muncul dan hilang berdasarkan ikhtiar kita atau yang
dapat dikendalikan oleh manusia.
Ilmu
akhlak memuat dua pesan penting bagi manusia guna mencapai kebahagian lahir dan
bathin. Ilmu akhlak adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,
antara yang terpuji dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia
lahir bathin. Jadi ilmu akhlak adalah ilmu pengetahuan yang memberikan
pengertian baik dan buruk, ilmu yang mengajarkan manusia dan menyatakan tujuan
mereka dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.2
BACA JUGA:
3. Pengertian Moral
Disamping
Akhlak dikenal pula istilah moral. Kata moral berasal dari bahasa latin (mores) yang berarti adat dan kebiasaan.
Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik- buruk yang diterima umum atau
masyarakat. Moral bahasa latinnya
moralitas adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam
tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang mempunyai moral disebut
amoral. Artinya dia tidak bermoral yang tidak memiliki nilai positif di mata
manusia lainnya. Dengan demikian, moral adalah hal mutlak yang harus di miliki
oleh manusia.
Moral
secara eksplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi
individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi. Moral
adalah perbuatan, tingkah laku, ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan
manusia. Apabila yang melakukan seseorang itu sesuai dengan nilai rasa yang
berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta dapat menyenangkan
lingkungan masyarakatnya, orang itu di nilai mempunyai moral yang baik begitu
juga sebaliknya. Jadi moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan
perilaku manusia yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk.3
4. Pengertian Etika
Etika
adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu
masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat.
Oleh karena itu jika dibandingkan dengan moral, etika lebih bersifat teoretis,
sedangkan moral bersifat praktis. Moral bersifat lokal atau khusus dan etika
bersifat umum. Etika menurut bahasa Yunani kuno “Ethikos” berarti timbul dari kebiasaan. Etika mencakup analisis dan
penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk dan tanggung jawab.
Etika
dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat
spontan. Untuk itulah di perlukan etika, yaitu untuk mencari tau apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia. Secara metodologis tidak setiap hal menilai
perbuatan dapat dikatakan sebagai etika. Etika memerlukan sifat kritis,
metodis, dan sistematis dalam melakukan refleksi. Oleh karena itulah, etika
merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu ilmu objek dari etika adalah tingkah laku
manusia. Akan tetapi, berbeda dengan ilmu-ilmu lain yang meneliti tingkah laku
manusia, etika memeiliki sudut pandang normatif. Maksudnya adalah etika melihat
dari sudut baik dan buruk terhadap perbuatan manusia.4
5. Pengertian Susila
Kata
susila berasal dari kata sangsekerta yaitu su
dan sila. Su berarti baik, bagus.
Dan sila berarti dasar, prinsip,
peraturan hidup atau norma. Kesusilaan labih mengacu kepada upaya membimbing, memandu,
mengarahkan, membiasakan, dan memasyarakatan hidup yang berlaku dalam
masyarakat. Susila bertujuan untuk mengatur hidup menjadi lebih baik. contohnya
para pelaku zina (pelacur) sering diberi gelar sebagai tuna asusila.5
B. Persamaan dan Perbedaan Akhlak, Moral Etika dan Susila
1. Persamaan
a. Akhlak,
Moral, Etika, dan Susila tidak jauh berbeda berdasarkan fungsinya sama-sama
menentukan hukum atau nilai perbuatan manusia. Objek materialnya manusia
sebagai objek formalnya adalah perbuatan manusia. Berdasarkan tujuannya
sama-sama membentuk kepribadian manusia, terciptanya masyarakat yang baik,
membimbing manusia ke jalan yang lebih baik menuju kehidupan akhir.
b. Akhlak,
Etika, dan Moral mengacu kepada gambaran tentang perbuatan, tingkah laku,
sifat, perangai yang baik.
c. Akhlak,
Etika, Moral merupakan prinsip atau aturan hidup manusia untuk menakar martabat
dan harakat kemanusiannya. Sebaliknya semakin rendah Akhlak, Etika, Moral
seseorang atau sekelompok orang maka semakin rendah pula kualitas
kemanusiaaanya.
d. Akhlak,
Etika, Moral seseorang atau sekelompok orang tidak semata-mata merupakan faktor
keturunan yang bersifat tetap, statis, dan kontan tetapi merupakan potensi
positif yang dimiliki oleh setiap orang. Untuk perkembangan dan aktualisasi
potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, pembiasaan, keteladanan, serta
dukungan lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat
secara terus menerus, berkesinambungan dengan tingkat konsistensi yang tinggi.
2. Perbedaan
Dalam
segi etika untuk menentukan perbuatan manusia baik atau buruknya, dilihat dari
pola pikirannya. Etika lebih bersifat pemikiran filosofis dan berada dalam
dataran konsep-konsep (bersifat teoritis). Akhlak bersifat mutlak, absolut dan
tidak dapat diubah karena akhlak dinilai dari Al-Qur’an dan Hadits untuk
menentukan baik dan buruknya. Sedangkan moral dan susila berda dalam dataran
realitas dan muncul tingkah langku yang berkembang dalam masyarakat (praktis)
dan bersifat lokal dan individual.6
C. Macam-macam akhlak
1. Akhlak Terpuji / Akhlak Mahmudah
Akhlak
mahmudah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji). Adapun
yang termasuk dalam kategori Akhlak Mahmudah jumlahnya cukup banyak,
diantaranya Ikhlas (berbuat semata-mata karna allah), tawakkal (bersera diri
kepada Allah), syukur (berterima kasih atas nikmat Allah), siddiq
(benar/jujur), amanah ( dapat dipercaya), ‘adl (adil), ‘afw (pemaaf), wafa’
(menepati janji), iffah (menjag kehormatan), haya (punya rasa malu).
2. Akhlak Tercela / Aklak Mazmumah
Akhlak
Mazmumah adalah segala macam sifat dan tingkah laku yang buruk (tercela). Adapun
yang termasuk dalam kategori Akhlak Mazmumah yaitu ananiyah (egoisme), bukhl
(kikir), kizb (dusta), kianah (berkhianat), zulm (zalim), jubn (penegcut), takabur (sombong).
D. Ruang Lingkup Ilmu Akhlak
Secara umum objek ruang
lingkup akhlak terbagi atas :
1. Akhlak
pribadi, yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi segala hal yang menyangkut
dengan dirinya.
2. Akhlak
berkeluarga, yaitu perilaku seseorang dalam meyikapi hubungan dengan
keluarganya.
3. Akhlak
bermasyarakat, yaitu perilaku seseorang dalam menyikapi hubungannya dengan
anggota masyarakat sekitarnya.
4. Aklahk
bernegara, tingkah laku dan tindakan seseoarang dalam menyikapi hubungan nya
dengan Negara dan bangsanya.
5. Akhlak
bergama, yaitu tingkah laku dan tindakan seseorang dalam melaksankan
kewajibannya terhadap kepercayaannya, baik itu kepada tuhan maupun kepada
manusia.7
E. Manfaat mempelajari Ilmu Akhlak
Sebagai
makhluk sosial manusia dalam kehidupan kesehariannya selalu berinteraksi dengan
sesamanya, hingga di butuhkan komunikasi
degan baik supaya terjalin hubungan yang harmonis dan meningkatkan
derajat manusia.
Seseorang
yang memperlajari ilmu ini akan tau mana perbuatan yang baik dan perbuatan yang
buruk, seta ditanamkan dari dalam hati kita dan tidak ada paksaan dari luar.
Ilmu akhlak juga berguna dalam upaya membersihkan diri manusia dalam perbuatan
dosa dan maksiat.
Apabila suatu umat atau bangsa telah tinggi ilmunyanamun
akhlaknya lenyap dari masing-masing pribadinya maka kehidupannya akan kacau
balau, masyarakat akan jadi berantakan sebab kekacauan dan kejahatan tidak
dapat diobati dengan ilmu saja. Perhatikan Syauqi Bek yang artinya :
sesungguhnya
bangsa itu jaya selama mempunyai akhlak yang mulia, apabila aklak baik telah
hilang maka hancurlah bangsa itu.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kata Akhlak diartikan sebagai suatu
tingah laku, tetap harus di lakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali
dalam melakukan perbuatan baik atau hanya sewaktu-waktu saja. Ilmu Akhlak
adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji
dan yang tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan bathin.
Jadi moral merupakan kondisi pikiran, perasaan, ucapan, dan perilaku manusia
yang terkait dengan nilai-nilai baik dan buruk. Etika adalah sebuah tatanan
perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai suatu masyarakat tertentu, etika
lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat. Kata susila berasal dari kata
sangsekerta yaitu su dan sila. Su berarti baik, bagus. Dan sila berarti dasar, prinsip, peraturan
hidup atau norma. Kesusilaan labih mengacu kepada upaya membimbing, memandu,
mengarahkan, membiasakan, dan memasyarakatan hidup yang berlaku dalam
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Mukni’ah,
Materi
Pendidikan Agama Islam, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 104.
2. Fauqi,
Muhammad Hajjaj, Tasawuf
Islam Dan Akhlak, ( Jakarta:
Amzah, 2013), hlm. 223
3.
Al-Qardhawy,
Yusuf, Pengantar Kajian Islam, ( Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), hlm. 112.
4.
Mukni’ah, Op. Cit,
hlm. 107.
5.
Zainuddin,
Didi, Pendidikan Agama Islam Untuk
Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 153.
6.
Ibid., hlm. 156-160.
7.
Mahfud,
Rois, Al-Islam, (jakarta : Erlangga 2011), hlm 96
Sribukonten.blogspot.com
ReplyDeletemantap gan... kunjungan balik ke www.animblo.com ya
ReplyDeleteBagus gan artikelnya, sangat informatif sekali. Lumayan untuk menambah ilmu pengetahuan kita hehehe..
ReplyDeleteNice Info :)
Jangan lupa untuk jalan2 ke blog ane gan
bisa kasih linknya gak.biar lansung di kunjungi
Delete